Blog yang menyediakan berbagai tulisan sebagai penyegaran jiwa dan menyehatkan pikiran
Jumat, 20 Maret 2020
ULAR BERBISA
Suatu ketika ada seorang wanita
sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Ia melihat ada seekor ular terjebak
dalam kobaran api yang menyala. Ia pun akhirnya berniat mengambil ular itu
untuk menyelamatkannya. Namun ketika ia mengangkat ular itu dengan tangannya ia
malah dipatok. Ular itu kemudian jatuh lagi dalam kobaran api yang panas. Wanita
itu kemudian mencari sepotong kayu untuk menyelamatkan lagi dan akhirnya ular
tersebut selamat. Ketika ditanya kenapa dia mau menyelamatkan ular tersebut meskipun
tangannya telah dipatok oleh sang ular. Wanita itu tersenyum dan menjawab bahwa
perilaku buruk dari seseorang tidak akan mengubah perilakunya untuk tetap bersikap
baik. Dirinyalah yang mengendalikan dirinya sendiri bukan orang lain. Sikapnya
tidak ditentukan oleh sikap orang lain. Meskipun orang lain menyakiti aku akan
tetap bahagia. Aku tak akan sedih apalagi berputus asa. Terkadang untuk
membenarkan sebuah tindakan jahat adalah dengan dalih karena dirinya telah
tersakiti. Ia merasa berhak untuk bersikap buruk kepada orang lain karena
dirinya telah tersakiti. Padahal kalau ia membalas berbuat jahat sebenarnya membuat
ia tak jauh beda dengan orang yang menyakitinya. Mungkin anda masih ingat film JOKER tahun 2019 dengan quotes yang cukup
terkenal “ orang jahat adalah orang baik yang tersakiti”.
Lihatlah apa yang nabi Muhammad
contohkan, beliau tidak sedih ketika ada orang yang berbuat jahat. Beliau menjenguk
orang yang sering melemparinya kotoran ketika orang itu sakit. Inilah akhlak
mulia yang sepatutnya kita tiru. Bahkan dalam surat Al Furqon ayat 63 Allah
menjelaskan kepada kita untuk senantiasa berbuat baik kepada orang yang berbuat
buruk kepada kita “ Dan hamba-hamba tuhan
yang maha penyayang ialah orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah
hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
yang menyelamatkan”.
Tetaplah berusaha dan berjuang
menjadi orang baik karena itulah yang Allah perintahkan. Jangan jadi jahat
karena tersakiti, rasulullah tetap baik meski disakiti. Nabi yusuf tetap
berbuat baik meskipun saudara-saudaranya menzalimi. Seandainya ada rasa dendam dalam hati kita
ingat-ingatlah perkataan sahabat Ali RA bahwa balas dendam terbaik adalah
menjadikan dirimu lebih baik. Wallahu a’lam
Iksan adi kuncoro
Boyolali, 24 Januari 2020. Pkl.
14.58
Tiga Tukang Batu
Kisah
ini sangat klasik menurut saya. Mungkin sering atau pernah anda dengar, namun
menurut saya cerita ini masih sangat menarik dan relevan untuk disimak. Ini
adalah kisah tentang sikap tiga orang tukang batu terhadap pekerjaannya. Tersebutlah
tiga orang batu sedang bekerja. Seseorang kemudian bertanya “Apa yang anda
kerjakan? “ tukang batu pertama menjawab “ saya sedang menyusun bata”. Tukang
batu kedua menjawab “ saya sedang mencari uang”. Dan tukang batu ketiga
menjawab “ saya sedang membangun istana terhebat di dunia. Kisah ini memang
tidak memberi tahu kita apa yang terjadi dengan ketiga tukang batu ini
kemudian, tetapi menurut anda apa yang akan terjadi? Peluangnya adalah dua
tukang batu pertama tetap menjadi tukang batu. Atau mengalami stagnasi. Mereka
tidak mempunyai visi. Mereka tidak mempunyai rasa hormat terhadap pekerjaannya.
Tidak ada dorongan yang membuat mereka maju menuju keberhasilan yang lebih
besar.
Tetapi
anda boleh merasa pasti bahwa tukang batu ketiga yang memvisualisasikan dirinya
sedang membangun istana terhebat tidak akan tetap menjadi tukang batu.
Barangkali ia akan menjadi mandor, atau menjadi kontraktor, atau bahkan menjadi
arsitek. Ia akan melaju cepat dan bertumbuh. Mengapa? Karena memang cara
berpikir yang membuatnya begitu. Cara berpikir yang besar tentang pekerjaan
memberi tahu banyak tentang seseorang dan potensinya untuk tanggung jawab yang
lebih besar. Dalam buku “Berpikir Dan Berjiwa Besar” David J.Schwartz
menuturkan bahwa seseorang yang selalu menggap pekerjaannya begitu penting dan
berarti meskipun ada sesuatu yang tidak ia sukai dalam pekerjaannya,
kemungkinannya adalah ia akan bangga dengan pekerjaan berikutnya dan selalu ada
korelasi antara rasa hormat terhadap pekerjaannya dan prestasi kerja. Beginilah
logikanya “Cara berpikir anda menentukan bagaimana anda bertindak. Cara anda
bertindak pada gilirannya menentukan bagaimana masa depan anda kelak. Bukankah
dalam sebuah hadits muttafaq alaih
Allah berfirman “Ana ‘inda dzonni abdiy”
aku sesuai prasangka hambaku, yang mana memberikan kesempatan kita untuk
memilih cara bersikap yang terbaik bagi kita. Bila kita yakin pasti berhasil,
Allah akan membuka beribu-ribu jalan menuju kesana. Namun berbeda bila
sebaliknya. Berpikirlah secara besar dan hormati pekerjaan anda. Pablo Picasso
menuturkan “Ancaman terbesar bagi keberhasilan hidup kita bukan berasal dari
menggantungkan cita-cita setinggi langit hingga tak mampu mencapainya secara
penuh; namun berasal dari pematokan cita-cita terlalu datar hingga mudah
mencapainya. Wallahu A’lam Bishawab
Iksan
Adi Kuncoro
Boyolali,
10 Maret 2020, Pkl.07.43
“Nasgor Lombok Ijo”
Pagi
hari ini aku memasak nasi goreng. Masakan khas Indonesia ini menjadi salah satu
menu favoritku. Tak jarang di kala musim hujan ini aku sering membuatnya. Kali
ini aku mencoba berbeda karena aku menggunakan Lombok ijo sebagai bumbu utama.
Tentu usaha ini tidak asal-asalan saja. Aku melihat cara memasak nasi goreng
ini melalui salah satu channel youtube. Karena kelihatannya enak jadi akupun
mencobanya. Setidaknya sudah dua kali aku membuatnya. Bumbu sudah kusiapkan, minyak
kupanaskan. Kucampur bumbu dengan telor dan mulai kumasukkan nasi. Setelah
beberapa waktu kumulai mencicipi rasanya. Perlu beberapa waktu untuk memantapkan rasa. Aku
tambahkan garam, kecap, micin agar rasanya nikmat. Icip-icip rasa sampai mantap
betul kulakukan.
Sejenak
aku berpikir bahwa meskipun kita sudah mengetahui resep, cara membuatnya, tetap
saja dibutuhkan kemampuan delivery (baca
: penyajian) yang mantap untuk menciptakan rasa yang nikmat. Kemampuan delivery inilah yang perlu diasah dalam
waktu yang tidak pendek. Bahkan perlu bertahun-tahun agar mampu melakukannya. Seorang
chef misalnya ia bisa menjadi ahli setelah melalui waktu yang panjang, belajar
dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kapasitasnya. Aku teringat ketika
meminta bantuan ibuku untuk membantu mengkondisikan rasa sayur yang kubuat
karena rasanya yang tak karuan. Sontak ia kemudian mencicipi dan mulai
memasukkan beberapa sendok garam dan gula. Dan alhasil, rasa telah berubah dari
semula berantakan menjadi istimewa.
Hal
ini berlaku dalam semua aspek. Berdakwah misalnya, materi mudah dicari, tapi
cara penyampaian ini yang butuh waktu lama untuk belajar. Tidak mungkin materi yang
sama tapi penyampaian kepada anak-anak, remaja, dan orang tuapun caranya sama.
Bisa dibayangkan ketika mengisi kajian orang tua tapi dengan gaya anak-anak. Kemampuan
inilah yang harus kita asah setiap waktu agar menjadi ahli. Menurut penelitian
untuk menjadi seorang ahli dibutuhkan waktu 10.000 jam terbang. Kalau dihitung
hari setidaknya butuh waktu 3-5 tahun dengan rata-rata 8 jam kerja setiap
harinya. Inipun bukan berarti pengulangan aktivitas yang sama selam 3-5 tahun.
Tapi setiap waktu harus ada peningkatan (progress) yang terukur. Mari
manfaatkan waktu kita dengan meningkat kapasitas yang kita miliki. Terus
belajar dan rendah hati. Semangat pagi..!!
Iksan adi
kuncoro,
Boyolali, 22
januari 2020 Pkl. 7.42 AM
Langganan:
Postingan (Atom)
Trend dari zaman nenek moyang..
Bicara tentang covid-19 apa yang terlintas di pikiran anda? Korban? Sepeda? Vaksin? Atau konsiprasikah? Sejak diterapkannya new normal kor...

-
Kisah ini sangat klasik menurut saya. Mungkin sering atau pernah anda dengar, namun menurut saya cerita ini masih sangat menarik dan r...
-
Sejak bulan maret 2020 Pemerintah telah mencanangkan gerakan WFH ( Work from home ) atau physhycal distancing . Artinya kita harus...
-
"bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpimu", itu adalah ungkapan motivasi yang sering ita dengar dari novel maupun film sang pe...