Saat ini Indonesia dalam keadaan sedang tidak baik-baik
saja. Ada musuh yang tak terlihat namun mematikan. Bila kemarin-kemarin kita
mendengar tentang gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Kini
kita diperlihatkan kekuasaan Allah melalui sesuatu yang sangat kecil namun
menimbulkan kepanikan besar di seluruh dunia. Ya, corona. wabah yang menjalar
begitu cepat ke berbagai negara termasuk Indonesia. Virus corona telah
menyebabkan kepanikan yang luar biasa. Beberapa waktu lalu kita mendengar
berita tentang panic buying yang
dilakukan oleh orang-orang di pusat perbelanjaan karena begitu takutnya. Mungkin
mereka khawatir akan terjadi kelangkaan stock pangan. Sayapun juga merasa
begitu. Ketika mau menyiapkan bantuan paket sehat dan sembako untuk program Peduli
Covid 19 BMT TUMANG, beberapa tempat langganan mulai menghilang barangnya.
Sebut saja gula, masker, sarung tangan karet, bahkan membeli susu dan madupun
dibatasi jumlahnya. Akhirnya saya tanya kepada kasir.
“Mbak, Stock madunya apa habis”
Emm ada kog mas. Cuma satu orang hanya boleh beli satu saja
kog mas. “ jawab kasir
Khawatir kalau nanti ditimbun mas. Kasihan, banyak yang butuh. Tapi
Harganya tetap normal kog mas”..
Saya sangat paham dan malah berterima kasih kepada
managemen market maupun penjual yang demikian. Memang seperti itulah
seharusnya. Jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mentang-mentang
barang banyak dibutuhkan, dijual dengan harga yang tak masuk akal. Ini dholim
namanya. Alhamdulillah setelah dijelaskan tentang maksud dan tujuan untuk
program Peduli Covid-19 yang dibagikan secara Cuma-Cuma untuk masyarakat yang
membutuhkan, pihak market bersedia membantu menyediakan barang sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan.
Kembali ke soal
corona ya. Munculnya penyakit covid-19 ini membuat banyak orang menjadi panik,
resah dan takut. Tetapi disisi lain banyak juga yang menganggap sepele bahkan
menentang maut. Bersliweran dan
bahkan mengadakan resepsi di tengah virus corona. Menganggap bahwa hidup mati
sudah di tangan Allah. Pernyataan ini tidak salah, tentu kita harus senantiasa
berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT agar dijauhkan dari COVID-19. Namun tidak
menggantikan keharusan untuk mengikuti petunjuk medis. Jangan sampai kita hanya
mengandalkan doa dan keyakinan semata. Jika motor kita mogok, ikuti petunjuk
teknis menyervis. Jika hanya berdoa motor hanya akan tetap mogok. Ingat Allah melakukan
intervensi atas problem-problem manusia juga melalui tangan manusia dalam
kerangka hukum alam(sunnatullah). Semoga situasi ini membawa banyak hikmah.
Bahwa, bahkan di depan virus saja, kita ternyata sama. Mau kaya, mau miskin,
kena. Mau berkuasa, atau tidak, kena. Mau ganteng/cantik, atau jelek, juga
kena. Apalagi dalam urusan kelak yang hakiki. Kita sungguh semua sama. Wallahu
A’lam.
Semarang, 15 April 2020 pkl.8.19 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar