Sejak bulan maret 2020 Pemerintah telah mencanangkan gerakan WFH (Work from home) atau physhycal distancing. Artinya kita harus melakukan self lockdown. Dalam kondisi seperti ini kita harus berpikir bagaimana tetap survive karena kondisi perekonomian yang kian terpuruk. Miris ketika melihat bantuan yang harusnya sampai ke warga ternyata di tengah jalan sudah disunat duluan oleh pak RT. Naudzubillah. Belum lagi bantuan yang tersendat karena harus menunggu tas yang bertuliskan “ bantuan dari presiden” yang notabene bantuan itu dibeli dengan uang rakyat. Kita tidak dididik menjadi masyarakat yang cerdas. Dogma-dogma dan janji-janji manis para politisi yang terus menjejali baik di panggung maya maupun televisi. Maka jangan heran pemandangan kelaparan di negeri yang katanya gemah ripah lohjinawi ini masih kita temukan. Jangan heran bila kesejahteraan dan keadilan seolah jauh dari harapan. Bak tikus mati di lumbung padi. Apa yang sebenarnya salah dengan negeri ini?
Di tengah situasi yang
sulit seperti bencana, wabah covid, selalu ada segelintir orang yang
memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi. Entah itu masyarakat maupun
pejabat sama-sama tak punya harkat dan martabat. Nilai moral yang terdistorsi
oleh sensasi untuk pemenuhan syahwat dan pencitraan diri. Maka boleh saya
katakan bahwa kondisi moral bangsa ini dititik paling rendah. Sudah jatuh
ditimpa tangga. Krisis wabah yang berdampak krisis ekonomi ditambah dengan
krisis moral. Lengkap sudah penderitaan bangsa ini.
“Apakah ada di dunia ini seorang politikus
dengan hati mulia dan niat lurus? Apakah masih ada seorang Gandhi? Seorang
Nelson Mandela? Atau seorang pemuda seperti soe hok gie? Yang berteriak tentang
moralitas di depan banyak orang,lantas semua orang berdiri rapat di
belakangnya, rela mati mendukung semua prinsip itu terwujud? Apakah masih ada?”.
Tulisan ini bukan timbul karena rasa pesimis, sinis, apalagi memvonis. Tidak.
Namun bentuk keresahan dan mungkin kepedulian terhadap kondisi kita saat ini.
Teringat sebuah kata dari
bang Tere “Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan
masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung
tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan.”
Semarang, Ahad 3/5/2020.
Pkl.20.57 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar