Blog yang menyediakan berbagai tulisan sebagai penyegaran jiwa dan menyehatkan pikiran
Sabtu, 14 Mei 2016
Selasa, 12 April 2016
Apakah Indonesia akan bersih dari korupsi?
Salam
Rejuvenasi,
Berbicara tentang
Indonesia bersih maka hal yang paling fundamental adalah jiwa anak bangsa yang
bersih. Bersih dalam arti berakhlak baik, mencintai nusa dan bangsa dan tidak
melakukan tindakan korupsi. Dewasa ini, kata korupsi semakin akrab di telinga
masyarakat Indonesia. Semacam tak ada hari tanpa pemberitaan kasus korupsi dari
seluruh penjuru negeri ini. Bak sudah menjadi makanan sehari-hari, pemberitaan
korupsi bukan menjadi hal yang aneh. Silih berganti pejabat-pejabat negeri ini
tertangkap karena tindak korupsi. Dari pejabat rendahan hingga pejabat tinggi,
dari instansi kecil hingga instansi raksasa, hampir semuanya lekat dengan kata
korupsi.
Korupsi menurut KBBI
berarti penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, dsb) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain. Dari pengertian tersebut, jelaslah korupsi
merupakan kejahatan yang melawan hukum. Lebih dari itu, korupsi merupakan
pelanggaran hak asasi manusia karena pelaku korupsi menggunakan uang negara
yang notabene uang rakyat untuk kepentingan pribadi. Dalam artikel ini saya
tidak membahas berbagai kasus korupsi yang tengah ada, apakah melibatkan
pejabat atau yang lainnya yang punya kepentingan. Saya hanya ingin membahas
“Apakah Indonesia dapat bersih dari korupsi?”
Korupsi telah terbukti merupakan
awal dari ambruknya sebuah organisasi. Dalam sejarah Indonesia, ketika zaman
penjajahan Belanda, organisasi sekaliber VOC tercatat mengalami kebangkrutan
juga dikarenakan merajalelanya korupsi di dalam tubuh organisasinya. Bahkan
salah satu negara barat yaitu Yunani, hampir bangkrut karena terlilit utang,
dan penyebab membengkaknya utang tersebut adalah Korupsi. Di era orde baru di
Indonesia, di masa kepemimpinan Soeharto, sudah tidak diragukan lagi korupsi
merupakan hal lazim, hingga akhirnya orde baru ambruk pada saat reformasi.
Namun bak tak belajar dari pengalaman, korupsi justru semakin hari semakin
marak.
Jika dikatakan negeri
ini lekat dengan korupsi, memang tidak bisa dipungkiri. Namun sebenarnya,
negeri ini sudah punya semangat dalam memberantas kasus korupsi. Terbukti
dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 29 Desember 2003.
Kala itu, berdirinya KPK menjadikan asa baru untuk pemerintahan bebas korupsi,
sekaligus menjadi ancaman nyata bagi para koruptor. Walaupun sudah menjadi
rahasia umum, apabila di sebuah negara dibentuk sebuah lembaga khusus untuk
menangani korupsi, artinya korupsi di negara tersebut sudah mencapai ambang
membahayakan.
Selama hampir sepuluh
tahun perjalananya, KPK cukup menunjukkan taringnya sebagai lembaga pemberantas
korupsi, meskipun harus berjuang dengan terseok-seok. Sekarang Pertanyaannya
adalah: Jika pemberantasan korupsi sudah sekian lama ditegakkan, tetapi korupsi
justru semakin marak bahkan semakin kompleks, maka apa yang salah dengan negeri
ini? Apa yang harus diperbaiki dari bangsa ini?
Bukan hal yang mudah
menjawab pertanyaan tersebut, terlebih mencari solusi dari masalah tersebut.
Korupsi memang tidak bisa dikatakan sebagai budaya, akan tetapi tidak bisa
dipungkiri korupsi juga merupakan peninggalan dari zaman belanda, terbukti
dengan kasus VOC di atas. Dengan demikian, korupsi bisa dikatakan sudah
mendarah daging, dan bukan hal yang mudah menghilangkan sesuatu yang sudah
mendarah daging.
Untuk menciptakan Indonesia bebas
korupsi, kita harus mencari akar dari masalah tersebut. Menurut saya, akar dari
masalah korupsi adalah penegakan hukum, sistem yang berjalan di negeri ini,
serta kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Sebagai elemen gerakan
pemuda revolusi mental ada beberapa program yang hendaknya dilakukan sebagai
langkah kontribusi dalam menciptakan Indonesia bersih (dari korupsi) adalah
dengan melakukan Upaya preventif yaitu upaya pencegahan yang bisa dilakukan
dengan memberikan pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya nilai-nilai
anti korupsi. Dalam upaya ini kegiatan
dilakukan dalam bentuk kampanye, seminar,
edukasi langsung kepada masyarakat melalui penyuluhan dan simulasi. Upaya
preventif sebenarnya bukan persoalan mudah karena semua kembali kepada
masyarakat. Upaya penyadaran tidak bisa
dilakukan sekali dua kali, akan tetapi harus menjadi upaya yang
berkesinambungan. Strategi yang bias diambil oleh gerakan pemuda revolusi
mental dengan membangun basis-basis anti korupsi di tingkat komunitas dan
membentuk koalisi bersama dengan elemen organisasi kemasyarakatan lain, serta
membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk mendesakan tuntutan
adanya proses hukum yang adil dan terbuka, juga selalu berusaha membangun
kerjasama denga aparat penegak hukum yang reformis. Namun dari banyak strategi
yang dilakukan, pelibatan media massa menjadi kunci keberhasilan, terutama
dalam melakukan penekanan atas proses korupsi yang sedang berjalan.
#Gerakan Pemuda
Revolusi Mental
#Salam Rejuvenasi
Langganan:
Postingan (Atom)
Trend dari zaman nenek moyang..
Bicara tentang covid-19 apa yang terlintas di pikiran anda? Korban? Sepeda? Vaksin? Atau konsiprasikah? Sejak diterapkannya new normal kor...

-
Kisah ini sangat klasik menurut saya. Mungkin sering atau pernah anda dengar, namun menurut saya cerita ini masih sangat menarik dan r...
-
Sejak bulan maret 2020 Pemerintah telah mencanangkan gerakan WFH ( Work from home ) atau physhycal distancing . Artinya kita harus...
-
"bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpimu", itu adalah ungkapan motivasi yang sering ita dengar dari novel maupun film sang pe...